![]() |
| Kadis Dinas Perdagangan | |
Mantan Camat Pulau Pura ini menegaskan bahwa ada sejumlah kegiatan yang telah disampaikan Sekretaris Dinas Perdagangan, serta para kepala bidangnya. Untuk Bidang Metrologi dan Pengawasan Perdagangan, jelas Wakano, sebelum melakukan tera peralatan UTTP, maka peralatan standard metrologi yang dipakai untuk melakukan tera itu harus dilakukan kalibrasi ke Direktorat Metrologi di Bandung.
“Tahun ini, pada 5 Februari 2022, peralatan standard metrologi kita sudah bawah ke Bandung dan sudah kembali ke Alor, sehingga peralatannya sudah layak. Memang ada beberapa peralatan yang kita belum mampu adakan. Contohnya, ada permintaan dari vendor untuk kita lakukan tera kalibrasi tanki Pertamina yang besar itu karena setiap 10 tahun sekali, dan tahun ini harus dilakukan. Sehingga masih ada tarik ulur antara propinsi dan pusat. Kita sudah bersurat ke pemerintah propinsi, karena kalau kami ke Kota Kupang, harus ada MoU (Memorandum of Understanding), yang pernah dibuat pada Tahun 2013 oleh pa Bupati Alor dan pa Yonas Salean (Walikota Kupang saat itu). Kami sudah bersurat, jadi mudah-mudahan bisa terlaksana,kata Wakano, sembari menambahkan, bahwa menyangkut pengawasan perdagangan, biasa dilakukan secara rutin oleh tim pengawasan untuk mengantisipasi lonjakan harga.
Sedangkan untuk Bidang Perdagangan, lanjut Wakano, ada dua staf pada bidang ini yang masuk dalam Tim Nasional Gerai Maritim (Timnas GM), yang tercatat pada Kementerian Perdagangan.
“Jadi bagaimana distribusi barang, khususnya untuk Bapokting (Bahan Pokok dan Penting) harus lancar, ketersediaan Bapokting stabil, dengan peningkatan perdagangan antar pulau. Sehingga dalam Gerai Maritim itu, salah satunya disebut Tol Laut,jelas Wakano.
Menurutnya, Gerai Maritim itu program pemerintah pusat, sehingga setiap tahun Disdag selalu mendapat Petunjuk Teknis (Juknis) terkait sistim pencatatan, sistim monitoring, termasuk Tol Laut. Jadi, demikian Wakano, bagaimana kelancaran Bapokting, bagaimana optimalisasi perdagangan antar pulau, bagaimana ketersediaan dan bagaimana disparitas harga, yang menjadi esensi dari kehadiran Tol Laut.
Saat ini kita bersyukur karena Kapal Tol Laut sudah masuk lima kali pada Tahun 2022 ini di Kalabahi. Sebelumnya itu masuk (Kapal Tol Laut) Logistik Nusantara I tetapi kapal itu terlalu besar dengan daya angkut 500 kontainer, sedangkan yang turun di Kalabahi atau angkut dari Kalabahi hanya beberapa kontainer, sehingga rute pelayarannya sudah dipindahkan ke Kaimana-Papua. Sedangkan Tol Laut yang sekarang lancar dua kali sebulan masuk ke Kalabahi yakni Kendaga Nusantara 7. Kita berharap agar kapal Tol Laut ini tetap lancar masuk Alor,”kata Wakano.
Selanjutnya Wakano menegaskan bahwa untuk peningkatan sarana distribusi perdagangan, maka Pasar Kadelang yang sedang dibangun akan selesai Tahun 2022 ini. Wakano optimis, pada Desember 2022 ini, pasar terbesar di Kalabahi ini akan diresmikan sehingga para pedagang Pasar Kadelang yang saat ini dipindahkan sementara ke Pasar Inpres Lipa, dikembalikan ke pasar semula.
“Kita sudah lakukan tender untuk pembagunan Tahap II di Tahun 2022 ini, dan pemenangnya sudah ada, mudah-mudahan proses selanjutnya lancar dan kontrak kerja dilakukan sehingga pada Minggu II April 2022 ini, pembangunan Pasar Kadelang Tahap II sudah bisa dilanjutkan. Target delapan bulan kerja, maka awal Desember sudah selesai, lalu kita kemas-kemas untuk peresmian, sehingga ex-pedagang Pasar Kadelang bisa kembali,”tandas Wakano.
Menyangkut Pasar Murah di bulan Ramadhan maupun jelang Paskah, Wakano mengatakan sudah dlakukan atas kerja sama Disdag dengan Bulog Kalabahi. Dia mengakui minyak goreng menjadi persoalan nasional sehingga harga naik di pasar, bahkan untuk minyak goreng Bimoli tidak ada lagi di pasar-pasar Kalabahi dan sekitarnya.
“Ada yang bilang ada minyak curah yang harga Rp 11.500/liter, sampai hari ini tidak ada. Yang jadi soal, jangan sampai ada minyak curah seharga Rp 11.500/liter, tetapi dibuat kemasan yang bagus, premium baru dijual. Mudah-mudahan itu tidak masuk di Alor karena kita juga ada pantau. Minyak goreng yang harga Rp 14.000/liter juga sudah dicabut, sehingga sekarang ini dengan harga sekitar Rp 23.000/liter,”ujar mantan Camat Alor Timur Laut ini.
Saat ini, ungkap Wakano, Pemerintah melalui Kementrian Perdagangan meminta pihak Disdag untuk setiap hari melakukan pemantauan harga Bapok (bahan pokok atau lasimnya disebut Sembako) dengan mengambil salah satu pasar sebagai sampel pemantauan, sehingga pihaknya merekomendasikan Pasar Lipa-Kalabahi.
“Pa Eli (Staf Disdag Alor) setiap hari melaporkan data harga Bapok dari Pasar Lipa Kalabahi ke pusat. Ada sekitar 19 jenis komoditi yang mereka nilai, dengan perhitungan hingga bulan Juni 2022. Tetapi ada tujuh jenis yang belum terlacak, diantaranya minyak tanah, ubi kayu dan susu,”ujar Wakano.
Sementara itu di Bidang Pasar, Wakano menjelaskan bahwa ada 50 pasar aktif di Kabupaten Alor yang harus dilakukan pengawasan, pengendalian, pembinaan dan penataan agar segala sarana yang ada di lingkungan pasar dapat berfungsi dan dimanfaatkan untuk masyarakat pada umumnya dan khususnya pengguna pasar.
Sedangkan tugas pokok dan fungsi Bidang Analisa dan Pengembangan Perdagangan, jelas Wakano, selalu melakukan kajian-kajian yang berhubungan dengan segala aktivitas dan program kegiatan di Disdag Kabupaten Alor yang hendak dilaksanakan. (**)